Selasa, 07 Juli 2015

BAB 8 RUAS GARIS BERARAH



BAB 8
RUAS GARIS BERARAH

A.     Definisi dan Sifat-sifat yang Sederhana

Untuk melajutkan penyelidikan tentang isometri diperlukan pengertian tentang ruas garis berarah sebagai berikut:

Definisi: Suatu ruas garis berarah adalah sebuah ruas garis yang salah satu ujungnya dinamakan titik pangkal dan ujung yang lain dinamakan titik akhir.
Apabila A dan B dua titik, lambang 𝐴𝐡̅̅̅̅ kita gunakan sebagai ruas garis berarah dengan pangkal A dan titik akhir B. Perhatikan 𝐴𝐡̅̅̅̅ dan AB melukiskan dua hal yang berbeda. Seperti diketahui bahwa 𝐴𝐡 menggambarkan sinar atau setengah garis yang berpangkal di A dan melalui B.
Dua ruas garis 𝐴𝐡̅̅̅̅ dan 𝐢𝐷̅̅̅̅ disebut kongruen apabila AB = CD. Walaupun AB = CD, 𝐴𝐡̅̅̅̅ dan 𝐢𝐷̅̅̅̅ tidak perlu sama; 𝐴𝐡̅̅̅̅ adalah sebuah himpunan sedangkan AB adalah bilangan real. Jika 𝐴𝐡̅̅̅̅ dan 𝐢𝐷̅̅̅̅ kongruen ditulis 𝐴𝐡̅̅̅̅𝐢𝐷̅̅̅̅.
Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah 𝐴𝐡̅̅̅̅ dan 𝐢𝐷̅̅̅̅. Dalam membandingkan dua ruas garis berarah 𝐴𝐡̅̅̅̅ dan 𝐢𝐷̅̅̅̅ tidaklah sukup, jika AB = CD; kedua ruas garis berarah itu searah. Jika demikian, dikatakan bahwa ruas garis berarah 𝐴𝐡̅̅̅̅ ekivalen dengan ruas garis berarah 𝐢𝐷̅̅̅̅ yang ditulis sebagai 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅.

Definisi: 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅ apabila Sp(A) = D dengan P titik tengah 𝐡𝐢̅̅̅̅.
Teorema 9.1: andaikan 𝐴𝐡̅̅̅̅dan 𝐢𝐷̅̅̅̅ dua ruas garis berarah yang tidak segaris, maka segi-4 ABCD sebuah jajargenjang jika dan hanya jika 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅.

Bukti:
Akan ditunjukkan jika 𝐴𝐡̅̅̅̅ dan 𝐢𝐷̅̅̅̅ adalah dua ruas garis berarah yang tidak segaris maka ABCD jajargenjang 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅.
() Akan ditunjukkan jika ABCD sebuah jajar genjang dengan 𝐴𝐡̅̅̅̅ dan 𝐢𝐷̅̅̅̅ adalah 2 ruas garis berarah yang tidak segaris maka 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅.
Dipunyai ABCD sebuah jajar genjang.Diagonal-diagonal 𝐴𝐷̅̅̅̅ dan 𝐡𝐢̅̅̅̅ berpotongan di tengah-tengah, misalkan titik P. Dengan demikian Sp(A) = D, dengan P adalah titik tengah 𝐴𝐷̅̅̅̅ maupun 𝐡𝐢̅̅̅̅. Berdasarkan definisi keekivalenan diperoleh 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅.
() Akan ditunjukkan jika 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅ maka ABCD jajargenjang dengan 𝐴𝐡̅̅̅̅ dan 𝐢𝐷̅̅̅̅ adalah 2 ruas garis berarah yang tidak segaris.
Dipunyai 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅.
Misalkan titik P adalah titik tengah 𝐡𝐢̅̅̅̅.
Menurut definisi keekivalenan maka Sp(A) = D.
Berarti AP = PD, jadi P juga titik tengah AD.
Hubungkan titik A ke C dan titik B ke D sehingga terbentuklah segiempat ABCD.
𝐴𝐷̅̅̅̅ dan 𝐡𝐢̅̅̅̅ adalah diagonal-diagonal segiempat ABCD yang terbagi sama panjang di P (definisi jajar genjang).

Akibatnya segiempat ABCD sebuah jajar genjang.
Jadi terbukti jika 𝐴𝐡̅̅̅̅ dan 𝐢𝐷̅̅̅̅ adalah dua ruas garis berarah yang tidak segaris maka ABCD jajargenjang 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅.

Akibat Teorema
Jika 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅ maka AB = CD dan 𝐴𝐡 dan 𝐢𝐷 sejajar atau segaris.
Bukti:
Akan dibuktikan 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅𝐴𝐡=𝐢𝐷 dan 𝐴𝐡⃡⃗⃗⃗⃗ dan 𝐢𝐷⃡⃗⃗⃗⃗ sejajar atau segaris.
Dipunyai 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅
Kasus 𝑝∈𝐴𝐡⃡⃗⃗⃗⃗ :
Karena 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅, maka menurut definisi keekivalenan, Sp(A) = D dengan P adalah titik tengah 𝐡𝐢̅̅̅̅ sehingga BP = PC.
Pilih titik P pada perpanjangan 𝐴𝐡̅̅̅̅.
Karena Sp(A) = D, maka AP = PD.
Diperoleh AP = PD AB + BP = PC + CD.
Karena BP = PC, maka AB + PC = PC + CD AB = CD.
Buat garis yang melalui titik A dan D.
Diperoleh 𝐴𝐡̅̅̅̅⊂𝐴𝐡 dan 𝐢��̅̅̅̅⊂𝐢𝐷 sehingga 𝐴𝐡̅̅̅̅ dan 𝐢𝐷̅̅̅̅⊂𝐴 .
Karena 𝐴𝐡̅̅̅̅ segaris dengan 𝐢𝐷̅̅̅̅ maka 𝐴𝐡 segaris dengan 𝐢𝐷.
Kasus 𝑝𝐴𝐡:
Karena 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅, maka 𝐴𝐡̅̅̅̅ tidak segaris.
Berdasarkan teorema 9.1, diperoleh segiempat ABCD jajar genjang.
Menurut karakteristik jajar genjang bahwa sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar, akibatnya AB = CD.
Karena 𝐴𝐡̅̅̅̅ // 𝐢𝐷̅̅̅̅, 𝐴𝐡̅̅̅̅⊂𝐴𝐡 dan 𝐢𝐷̅̅̅̅⊂𝐢𝐷 maka 𝐴𝐡//𝐢𝐷.

Teorema 9.2:
Diketahui ruas-ruas garis berarah 𝐴𝐡̅̅̅̅,𝐷̅̅̅̅, dan 𝐸𝐹̅̅̅̅ maka
1. 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐴𝐡̅̅̅̅ (sifat reflexi);
2. jika 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅ maka 𝐢𝐷̅̅̅̅=𝐴𝐡̅̅̅̅ (sifat simetrik);
3. jika 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅ dan 𝐢𝐷̅̅̅̅=𝐸𝐹̅̅̅̅ maka 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐸𝐹̅̅̅̅ (sifat transitif).

Bukti:
1. Akan dibuktikan 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐴𝐡̅̅̅̅ (sifat reflexi)

Misalkan P adalah titik tengah 𝐴𝐡̅̅̅̅, maka Sp(A) = B
Menurut definisi keekivalenan diperoleh 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐴𝐡̅̅̅̅.
2. Akan dibuktikan jika 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅ maka 𝐢𝐷̅̅̅̅=𝐴𝐡̅̅̅̅ (sifat simetrik)
Menurut teorema 9.1 jika 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅ maka segiempat ABCD jajargenjang, diagonal-diagonal 𝐡𝐢̅̅̅̅ dan 𝐴𝐷̅̅̅̅ membagi sama panjang di P,
maka P dalah titik tengah 𝐴𝐷̅̅̅̅
akibatnya Sp(C) = B
menurut definisi kekeivalenan apabila Sp(C) = B dengan P titik tengah 𝐴𝐷̅̅̅̅ maka 𝐢𝐷̅̅̅̅=𝐴𝐡̅̅̅̅.
3. Akan dibuktikan jika 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅ dan 𝐢𝐷̅̅̅̅=𝐸𝐹̅̅̅̅ maka 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐸𝐹̅̅̅̅ (sifat transitif):

Diperoleh 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅ maka Sp(A) = D dengan P titik tengah 𝐡𝐢̅̅̅̅
Diperoleh 𝐢𝐷̅̅̅̅=𝐸𝐹̅̅̅̅ maka Sq(C) = F dengan Q titik tengah 𝐷𝐸̅̅̅̅
Menurut teorema 9.1 jika 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅ maka segiempat ABCD jajargenjang sehingga 𝐴𝐡̅̅̅̅//𝐢𝐷̅̅̅̅ dan 𝐢𝐷̅̅̅̅//𝐸𝐹̅̅̅̅ akibatnya 𝐴𝐡̅̅̅̅//𝐸𝐹̅̅̅̅.
Menurut akibat dari teorema 9.1 bahwa jika 𝐴𝐡̅̅̅̅=𝐢𝐷̅̅̅̅ maka AB = CD,
jika 𝐢𝐷̅̅̅̅=𝐸𝐹̅̅̅̅ maka CD = EF
Akibatnya AB = EF.
Karena AB = EF dan 𝐴𝐡̅̅̅̅//𝐸𝐹̅̅̅̅ maka ABFE jajargenjang.
Menurut teorema 9.1 jika ABCD jajargenjang maka 𝐴𝐡̅̅̅̅//𝐸𝐹̅̅̅̅.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar