Selasa, 07 Juli 2015

BAB 10 ROTASI / PERPUTARAN



BAB 10
ROTASI / PERPUTARAN

   A.    Definisi
Rotasi adalah perputaran yang di tentukan oleh pusat dan besar sudut putar. Rotasi atau perputaran ditentukan oleh pusat dan besar sudut putar.

   B.    Sifat - sifat rotasi
   1.     Dua rotasi bertumt-turut mempakan rotasi lagi dengan sudut putar sama dengan  jumlah kedua sudut     putar semula.
   2.     Pada suatu rotasi, setiap bangun tidak berubah bentuknya.

Catatan: Pada transformasi pergeseran (translasi), pencerminan (refleksi) dan perputaran (rotasi), tampak bahwa bentuk bayangan sama dan sebangun (kongruen) dengan bentuk aslinya. Transformasi jenis ini disebut transformasi isometri.
Ciri khas suatu matriks Rotasi adalah determinannya = 1

   C.    Rotasi Pusat O(0,0)
Y(x,y)
 P(x’,y’)
Titik P(x,y) dirotasi sebesar a berlawanan arah jarum jam dengan pusat O(0,0) dan diperoleh bayangan P’(x’,y’)
 P(x,y)
maka:    x’ = xcosa - ysina
  
              y’ = xsina + ycosa
ü  Jika sudut putar a = ½π (rotasinya dilambangkan dengan R½π)
maka x’ = - y  dan y’ = x

Untuk rotasi searah jarum jam, sudut diberi tanda negatif (–)
Untuk rotasi berlawanan arah jarum jam, sudut diberi tanda positif (+)
Segitiga ABC dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) dirotasi:
+90° atau –270°  dengan pusat rotasi O(0, 0) menjadi segitiga A2B2C2 dengan koordinat A2(-9, 3), B2(-3, 3), C2(-3, 6)
+270° atau –90°  dengan pusat rotasi O(0, 0) menjadi segitiga A3B3C3 dengan koordinat A2(9, -3), B2(3, -3), C2(3, -6)
+180° atau –180° dengan pusat rotasi O(0, 0) menjadi segitiga A4B4C4 dengan koordinat A4(-3, -9), B4(-3, -3), C4(-6, -3)
Berdasarkan penjelasan diatas, maka rotasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rotasi sejauh θ dengan pusat (a, b)


Rumus praktis untuk rotasi dengan pusat rotasi O(0, 0):

BAB 9 GESERAN (TRANSLASI)



BAB 9
GESERAN (TRANSLASI)


     A.   Ketentuan dan Sifat-sifat

Teorema 10.1 : Andaikan g dan h dua garis yang sejajar. Apabila ada dua titik A dan B
maka AA" = BB" dengan A" =Mg Mh (A) dan B" =Mh Mg (B).
Bukti : Kita pilih sebuah system koordinat dengan g sebagai sumbu –y dan sebuah garis tegak lurus pada g sebagai sumbu-x




Andaikan A =(a1,a2 ) dan B =(b1,b2 ). Jika N tengah-tengah ruas garis A" B maka harus dibuktikan SN( A) =B" . Andaikan persamaan h adalah x =k (k≠ 0), apabila P =( x, y ) dan P'=Mh( P) maka PP' memotong h di sebuah titik Q=( k , y ) dengan Q sebagai titik tengah PP' , jadi P'=Mh( P)=(2k x, y ) sedangkan Mg( P ) ( x, y ) .
Jadi, MhMg (P) = M h [(x, y )]=( 2k +x, y )
Jadi pula A"=MhMg(A)=( 2x + a1,a2 ) dan B"= MhMg ( B) =(2x + b1,b2 )
Oleh karena N titik tengah A" B , maka


B.   Definisi
Suatu padanan G dinamakan suatu geseran apabila ada ruas garis berarah AB
Sehingga setiap titik P pada bidang menjadi P' dengan G(P) = P' dan PP' = AB.




C.    Teorema
2.     Apabila AB =CD maka GAB =GCD
Bukti :
Jika x sebarang, maka harus dibuktikan GAB (X) =GCD (X) .
Andaikan GAB(X)= X1 dan GCD(X)=X2
Jadi XX1 = AB dan XX2 = CD
Karena AB = CD maka XX1 = XX2 ini berarti bahwa X1=X2 sehingga
GAB=GCD.

3.    Andaikan g dan h dua garis yang sejajar dan CD sebuah garis berarah tegak lurus pada g denga Cg dan Dh. Apabila AB = 2CD maka GAB=Mg Mh .
Bukti :
Andaikan P sebuah titik sebarang. Jika P'=GAB(P) dan P"=MhMg(P),maka harus dibuktikan bahwa P'= P".

Menurut ketentuan geseran, PP' = AB . Oleh karena AB = 2CD, maka PP' = 2CD .Berhubung C"= MhMg (C),Cg, maka C" =Mh(C).
Jadi D adalah titik tengah CC" sehingga CC" 2CD . Oleh karena
CC" =PP"(teorema 1) , maka PP" =2CD=PP'
Ini berarti bahwa P'=P". jadi GAB(P) =MhMg(P).
Karena P sebarang, maka GAB =MhMg .

4.    Jika G AB sebuah geseran maka (G AB ) −G BA .

Bukti :
Oleh karena himpunan isometri-isometri merupaka grup bagian dari grup
transformasi, maka setiap geseran memiliki balikan (G AB ) 1 (gambar 10.3). Dari uraian diatas diperoleh :
                      GAB =MhMg =Mn Mh

Sedangkan  GBA=Mh Mn =Mg Mh
Sehingga (GAB )1 =( Mn Mh )1 =Mh Mn =Mh Mn =GBA
Jadi (GAB )−1=GBA

10.2. Hasil Kali Geseran

5.    Jika GAB sebuah geseran sedangkan C dan D adalah dua titik sehingga AB =2CD maka GAB =SDSC.
Bukti:
Andaikan g = CD, kg di c, mg di D (gambar 10.4)


Maka CD ruas garis berarah dari k ke m. Oleh karena AB = 2CD
Maka GAB=MmMk sedangkan SD=Mm Mg dan SC =Mg Mk .
Jadi :
             SDSC =( Mm Mg )( Mg Mk ) =Mm ( Mg Mg ) Mk
Atau SDSC= Mm IMk = Mm Mk
Dengan demikian maka GAB= SDSC

6.    Komposit suatu geseran dan suatu setengah putaran adalah suatu setengah putaran.
Bukti :
Andaikan GAB suatu geseran dan C sebuah titik sebarang.
Andaikan E titik (yang tunggal) sehingga CE =AB . Andaikan D titik tengah CE maka CE=2CD ;menurut teorema 10.5
GAB= SDSC
Jadi GABSC =( SDSC) SC = SD I= SD maka GABSC =SD

7.    Hasil kali dua translasi adalah sebuah translasi.
Bukti :
Catatan : Apabila CD=BA maka GAB GCD =GAB GBA=I . Di sini I adalah transformasi identitas. Jadi : Kalau CD= BA maka kalau I dianggap sebagai translasi, teorema di atas tetap berlaku.

8.    Jika GOA sebuah translasi yang ditentukan oleh titik-titik 0(0,0) dan
A(a,b) dan T transformasi yang didefinisikan untuk semua titik P(x,y) sebagai T ( P ) =(x+a, y+b) maka T=GOA .
Bukti :
Untuk P=( x, y ), T ( P )=( x+a, y+b) . Andaikan P'=GOA(P) maka PP'=OA
sehingga P’=( x+a 0, y+b 0) =( x+a, y+b) . Jadi T (P) =GOA (P), PV .
Ini berarti GOA =T .
Untuk membuktikan dengan koordinat-koordinat teorema 10.7 perhatikan dua translasi GEF dan GKH . Andaikan A=( a, b) dan B=(c, d ) dua titik sehingga OA=EF dan OB =KH maka apabila P ( x, y ) titik sebarang, diperoleh GEF (P) = GOA(P) =( x +a, y+b),
dan GKH(P)=GOB(P)=( x+c, y+d ) maka
          GKH GEF(P) =GOB GOA(P)=GOB [( x+a, y+b)]
                          =(( x+a )+c, ( y+b)+d )
  =( x+( a+c ), y+(b+d ))
Ini berarti bahwa GKH GEF adalah translasi yang membawa titik O(0,0) ke titik ( a+c, b+d ).