Rabu, 13 Mei 2015

BAB 3 ISOMETRI

BAB 3
ISOMETRI
Definisi :
Isometri dalah suatu pencerminan atau refleksi pada sebuah garis s adalah suatu transformasi yang mengawetkan jarak atau dinamakan juga dengan isometri.




 



Bukti :
a.    Andaikan s sebuah garis dan T sebuah isometric akan dibuktikan T(s)=s’.


As dan Bs
1.     Akan dibuktikan h s’
A’X’ +X’B’ = A’B’
Karena T transformasi,maka ada Xsehinga T(x)=X’
T suatu isometric,maka:
AX=A’X’
BX=B’X’
AB=A’B’
Diperoleh A’X’ + X’B’ + A’B’ = AX + XB + AB
Ini berarti A,X,B segaris pada s dan X’=T(x) s atau h
Jadi,untuk setiap X’∈s,maka X’∈h sehingga h s’.

2.    Akan dibuktikan s’ h
Ambil Y’s, maka Ys sehingga T(y)=Y’.

Misal (A,Y,B), As, Ys, Bs dan AY+YB=AB
Karena T suatu transformasi,maka ada Y sehingga T(y)=Y’.
T suatu isometric,maka:
AY=A’Y’
YB=Y’B’
AB=A’B’
Diperoleh A’Y’ + Y’B’ + A’B’ = AY+YB+AB
Ini berarti bahwa A’, Y’, B’ segaris karena h(garis melalui A’B’) maka,
Y’A
Y’∈s dan Ys maka s’ h
Disimpulka bahwa s=s’.
Jadi, jika s sebuah garis maka s’=T(s) adalah sebuah garis.

b.    Ambil sebuah ABC


Andaikan T(A)=A’,T(B)=B’,T(C)=C ‘ lihat pada gambar 1.
AB adalah peta dari A’B’
BC adalah peta dari garis lurus.
Karena AB dan BC merupakan garis lurus maka A’B’ dan B’C’ juga merupakan garis lurus.

c.    Kesejajaran dua garis(menggunakan kontradiksi)





Bab 2 Pencerminan




Bab 2
Pencerminan

Definisi : suatu pencerminan (refleksi) pada sebuah garis S adalah suatu fungsi M, yang didefinisikan untuk setiap titik pada bidang v sebagai berikut:
     a.    Jika PS, maka MS(P)=P

     b.    Jika P S,maka MS(P)=P’ sehingga garis S adalah PP’

Teorema 1.2
Suatu transformasi T(garis) adalah suatu transformasi.
Jika A’ = MS(A)
       B’ = MS(B)
Maka AB = A’B’
Bukti :
Ambil sebarangA, B, A’, B’ S dengan  MS(A)= A’ dan MS(B)= B’
     i.            i. Jika A,BS, maka A= MS(A)= A’ dan B= MS(B)= B’. jadi A’B’.

    ii.          ii. Jika AS ,BS, maka MS(A)= A’=A dan MS(B)= B’=B, jadi AB=A’B’.
Akan ditunjukkan.

AC=A’C                   (Berhimpit)
mACB= mACB’ (∆ siku-siku)
BC=B’C                             (sumbu simetri)
∆ACB ∆ACB’  (sisi,sudut,sisi)
Diperoleh AB = AB’
Garis S merupakan garis bagi yang tegak lurus.



     i.          iii. Jika A,B S dan MS(A)= A’ , MS(B)= B’ akan ditunjukkan AB=A’B’.

Lihat ∆ADC dan ∆A’DC
DC=DC                      (Berhimpit)
mADC= mA’DC      (∆ siku-siku)
AD=A’D                    (sumbu simetri)
∆ADC ∆A’DC      (sisi,sudut,sisi)
Diperoleh A’= MS(A)

Lihat ∆ADC dan ∆A’DC
DC=DC                              (Berhimpit)
mADC= mA’DC (∆ siku-siku)
AD=A’D                            (sumbu simetri)
∆ADC ∆A’DC  (sisi,sudut,sisi)
Diperoleh A’= MS(A)

Lihat ∆BCD dan ∆B’CD
BC=B’C                             (sumbu simetri)
mBCD= mB’CD  (∆ siku-siku)
DC=DC                              (Berhimpit)
∆BCD ∆B’CD  (sisi,sudut,sisi)
Diperoleh B’= MS(B)
Maka AB = A’B’
Dari pembuktian diatas maka terbukti bahwa suatu transformasi T (garis) adalah suatu isometri untuk setiap pasangan titik A,B berlaku A’B’=AB dengan A’=MS(A) danB’= MS(B).