Hay, Assalamualaikum...
Kamu ingin belajar geometri transformasi ...??
Boleh kok, disini saya akan menyampaikan sedikit materi mengenai geometri transformasi.
Yuk dibaca, jangan lupa baca basmallah ya...
Bismillahirahmanirahim........
Kamis, 10 Desember 2015
Selasa, 07 Juli 2015
BAB 10 ROTASI / PERPUTARAN
BAB 10
ROTASI / PERPUTARAN
A. Definisi
Rotasi adalah perputaran yang di
tentukan oleh pusat dan besar sudut putar. Rotasi atau perputaran ditentukan
oleh pusat dan besar sudut putar.
B. Sifat - sifat rotasi
1.
Dua
rotasi bertumt-turut mempakan rotasi lagi dengan sudut putar sama dengan
jumlah kedua sudut putar semula.
2.
Pada
suatu rotasi, setiap bangun tidak berubah bentuknya.
Catatan: Pada transformasi pergeseran
(translasi), pencerminan (refleksi) dan perputaran (rotasi), tampak bahwa
bentuk bayangan sama dan sebangun (kongruen) dengan bentuk aslinya.
Transformasi jenis ini disebut transformasi isometri.
Ciri khas suatu matriks Rotasi adalah determinannya
= 1
C. Rotasi Pusat O(0,0)
Y(x,y)
P(x’,y’)
|
Titik P(x,y) dirotasi sebesar a berlawanan arah jarum jam dengan
pusat O(0,0) dan diperoleh bayangan P’(x’,y’)
P(x,y)
|
maka:
x’ = xcosa - ysina
|
y’ = xsina + ycosa
ü Jika sudut putar a = ½π (rotasinya dilambangkan
dengan R½π)
maka x’ = - y dan y’ = x
Untuk rotasi searah jarum jam,
sudut diberi tanda negatif (–)
Untuk rotasi berlawanan arah jarum
jam, sudut diberi tanda positif (+)
Segitiga ABC dengan koordinat A(3, 9),
B(3, 3), C(6, 3) dirotasi:
+90° atau –270° dengan pusat
rotasi O(0, 0) menjadi segitiga A2B2C2 dengan koordinat A2(-9, 3), B2(-3,
3), C2(-3, 6)
+270° atau –90° dengan pusat
rotasi O(0, 0) menjadi segitiga A3B3C3 dengan koordinat A2(9, -3), B2(3,
-3), C2(3, -6)
+180° atau –180° dengan pusat rotasi
O(0, 0) menjadi segitiga A4B4C4 dengan koordinat A4(-3, -9), B4(-3, -3),
C4(-6, -3)
Berdasarkan penjelasan diatas, maka
rotasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rotasi sejauh θ dengan pusat (a, b)
Rumus praktis untuk rotasi dengan pusat
rotasi O(0, 0):
BAB 9 GESERAN (TRANSLASI)
BAB 9
GESERAN (TRANSLASI)
A.
Ketentuan dan
Sifat-sifat
Teorema 10.1 : Andaikan g dan h dua garis yang
sejajar. Apabila ada dua titik A dan B
maka AA" = BB" dengan A" =Mg
Mh (A) dan B" =Mh Mg (B).
Bukti : Kita pilih sebuah system
koordinat dengan g sebagai sumbu –y dan sebuah garis tegak lurus pada g sebagai
sumbu-x
Andaikan A =(a1,a2 ) dan B =(b1,b2 ). Jika N tengah-tengah ruas
garis A" B maka harus dibuktikan
SN( A) =B" . Andaikan persamaan h adalah x =k (k≠ 0), apabila P =( x, y ) dan
P'=Mh( P) maka PP' memotong h di sebuah titik Q=( k , y ) dengan Q sebagai titik tengah
PP' , jadi P'=Mh( P)=(2k −x, y ) sedangkan Mg( P ) ( −x, y ) .
Jadi, MhMg (P) = M h
[(−x, y )]=( 2k +x, y )
Jadi pula A"=MhMg(A)=( 2x + a1,a2 ) dan B"= MhMg ( B) =(2x + b1,b2 )
Oleh karena N titik tengah A"
B , maka
B. Definisi
Suatu padanan G dinamakan suatu geseran
apabila ada ruas garis berarah AB
Sehingga setiap titik P pada bidang menjadi
P' dengan G(P) = P' dan PP' = AB.
C. Teorema
2.
Apabila
AB =CD maka GAB =GCD
Bukti :
Jika x sebarang, maka harus dibuktikan GAB (X) =GCD (X) .
Andaikan GAB(X)= X1 dan GCD(X)=X2
Jadi
XX1 =
AB dan XX2 =
CD
Karena
AB =
CD maka
XX1 =
XX2 ini
berarti bahwa X1=X2 sehingga
GAB=GCD.
3. Andaikan g dan h dua garis yang sejajar dan CD sebuah garis berarah tegak
lurus pada g denga C∈g dan
D∈h. Apabila AB = 2CD maka GAB=Mg Mh .
Bukti :
Andaikan P sebuah titik sebarang. Jika P'=GAB(P)
dan P"=MhMg(P),maka harus dibuktikan bahwa P'= P".
Menurut ketentuan geseran, PP' = AB . Oleh karena AB = 2CD, maka PP' = 2CD .Berhubung C"= MhMg
(C),C∈g, maka C" =Mh(C).
Jadi D adalah titik tengah CC" sehingga CC" 2CD . Oleh karena
CC" =PP"(teorema 1) , maka PP" =2CD=PP'
Ini berarti bahwa P'=P". jadi GAB(P) =MhMg(P).
Karena P sebarang, maka GAB
=MhMg .
4. Jika G AB sebuah geseran maka (G
AB ) −G BA .
Bukti :
Oleh karena himpunan isometri-isometri merupaka grup bagian dari
grup
transformasi, maka setiap geseran memiliki balikan (G AB ) −1 (gambar 10.3). Dari uraian
diatas diperoleh :
GAB =MhMg =Mn Mh
Sedangkan GBA=Mh Mn =Mg Mh
Sehingga
(GAB
)−1 =( Mn Mh )−1 =Mh Mn =Mh Mn =GBA
Jadi (GAB )−1=GBA
10.2. Hasil
Kali Geseran
5. Jika GAB sebuah geseran sedangkan C dan D adalah dua titik sehingga AB
=2CD maka GAB =SDSC.
Bukti:
Andaikan g = CD, k⊥g di c, m⊥g di
D (gambar 10.4)
Maka CD ruas garis berarah dari k ke m. Oleh karena AB = 2CD
Maka GAB=MmMk
sedangkan SD=Mm
Mg dan SC =Mg Mk .
Jadi :
SDSC =( Mm Mg )( Mg Mk ) =Mm
( Mg Mg
) Mk
Atau SDSC= Mm
IMk = Mm
Mk
Dengan demikian maka GAB=
SDSC
6. Komposit suatu geseran dan suatu setengah putaran adalah suatu
setengah putaran.
Bukti :
Andaikan GAB suatu geseran
dan C sebuah titik sebarang.
Andaikan E titik (yang tunggal) sehingga CE =AB
. Andaikan D titik tengah CE maka CE=2CD ;menurut teorema 10.5
GAB= SDSC
Jadi GABSC =( SDSC) SC = SD I= SD maka GABSC =SD
7.
Hasil kali dua translasi adalah sebuah
translasi.
Bukti
:
Catatan : Apabila CD=BA maka GAB GCD =GAB GBA=I . Di sini I adalah transformasi identitas. Jadi : Kalau CD=
BA maka kalau I dianggap sebagai translasi, teorema di
atas tetap
berlaku.
8. Jika GOA sebuah translasi yang ditentukan oleh titik-titik 0(0,0) dan
A(a,b) dan T transformasi yang
didefinisikan untuk semua titik P(x,y) sebagai T ( P ) =(x+a, y+b) maka T=GOA .
Bukti :
Untuk P=( x, y ), T ( P )=( x+a, y+b) . Andaikan P'=GOA(P) maka PP'=OA
sehingga P’=( x+a −0, y+b −0) =( x+a, y+b) . Jadi T (P) =GOA (P), ∀P∈V .
Ini berarti GOA
=T .
Untuk membuktikan dengan koordinat-koordinat teorema 10.7
perhatikan dua translasi GEF
dan GKH
. Andaikan A=( a, b) dan B=(c, d ) dua titik sehingga OA=EF
dan OB =KH
maka apabila P ( x, y ) titik sebarang, diperoleh GEF
(P) = GOA(P) =( x +a, y+b),
dan GKH(P)=GOB(P)=( x+c, y+d ) maka
=((
x+a )+c, ( y+b)+d )
=( x+( a+c ), y+(b+d ))
Ini berarti bahwa GKH
GEF adalah translasi yang membawa
titik O(0,0) ke titik ( a+c, b+d ).
Langganan:
Postingan (Atom)